Malam menyentuhkan kelambunya ke bumi,
memainkan jemari waktu yang mulai keriput di sisimu
Oh, semua tampak berbeda,
aku membacanya di lengkung kelam matamu
Adakah kantuk tak jua datang?
Kau meresahkan mimpi
karena sudah lama ia hilang tak mewujud,
padahal waktu kian menua,
tertatih mendampingi jalan kelokmu
Atau aku keliru, aku berharap begitu
Karena saat kau mulai membuka pintu dunia barumu,
aku tak mengharapkan kau melunak
dan menjelma sosok cengeng yang berlimpah air mata
Aku memimpikanmu menggenggam mimpi lain yang lebih tinggi
dan menjadi tangguh karenanya
Maka saat malam menyeret gulitanya di sisimu
Bangunlah istana baru dalam jiwamu,
sebelum kau terlelap dan terbangun dalam lingkaran waktu yang menjemukan
Karena..
apalah arti manusia tanpa cita dan harapan mulia,
yang mengistimewakannya dari onggokan daging dan tulang di gelaran pasar
Jadilah pohon yang tak henti bertumbuh,
menjemput nutrisi melalui akarnya,
menyambut mentari dengan batangnya,
memeluk kemanfaatan melalui rerimbunan buahnya
Bangunlah wahai jiwa..
Senin, 13 September 2010, 23:23:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar