Assalaamu'alaykum :)
Lama tak jumpa sahabat.
Ingin mengabarkan, dengan beberapa pertimbangan, update blog akan saya posting di anginvenus.wordpress.com
Jadi, saya 'pindah rumah'. Keep sharing ya :)
Catatan Pengembara
Mengembara di Bumi Allah, Menjaring Hikmah Kehidupan
Jumat, 07 Januari 2011
Rabu, 10 November 2010
Sesungguhnya Hatimu Selalu Merindukan-Nya
“Sesungguhnya di dalam hati ada debu-debu, yang tidak bisa dibersihkan kecuali dengan menyerahkan diri kepada Allah.
Di dalam hati ada rasa asing, dan tidak bisa hilang kecuali dengan mendekat dalam khalwat bersama Allah.
Di dalam hati ada rasa sedih, dan tidak lepas kecuali dengan bahagia mengenal Allah.
Di dalam hati ada gelisah, dan tidak ada yang menenangkannya kecuali bersama Allah, lari dari takut kepada Allah menuju Allah juga.
Di dalam hati ada api yang membakar. Tidak bisa dipadamkan kecuali dengan ridha atas perintah-Nya, ketetapan-Nya, dan sabar menjalaninya.
Di dalam hati ada permintaan kuat, tidak akan berhenti sampai hati itu yang nanti diminta oleh Allah.
Di dalam hati itu ada lubang. Tidak ada yang bisa menutupinya kecuali cinta kepada Allah, mengingat secara yang berkelanjutan, dan ikhlas kepada-Nya.
Bila pun engkau mendapat dunia dan seisinya, itu tidak bisa menutupi lubang hati itu.”
(Ibnul Qayyim)
Subhanallah, kutipan kalimat hikmah yang begitu indah, kusalin dari majalah Tarbawi yang dipinjamkan Teteh mentoring di FK.
Aku selalu menyukai untaian mutiara yang dituliskan Ibnul Qayyim, membuatku merasa rindu untuk jatuh cinta pada Allah..
Hanya Allah, Nur..
Hanya pada-Nya kamu akan menemukan ketenangan, kedamaian, dan segala hal yang kamu rindukan..
Pernahkah engkau merasakan kerinduan yang buncah, yang kau sendiri tak tahu pasti mengapa, bagaimana bisa.. Merasa begitu rindu, ingin menemukan kesejatian yang tak kunjung ditemui dalam deretan angka dan aksioma manusia..
Aku pernah, dan rindu itu begitu pekat.. Menyampirkan diriku dalam kesadaran, selalu hanya Ia yang bisa mengobatinya..
Mungkin engkau berusaha mengalihkan perhatian, membuka buku penuh rumus atau manuskrip fiksi, mencari keramaian dan tawa riang atau mengasingkan diri dalam kesunyian, tapi lebih sering hanya pelarian.. saat itu kau merasa baik, lalu di lain waktu kau lagi-lagi merasa kehilangan.
Lebih sering hanya pelarian, saat kau melakukannya tanpa menghadirkan Allah..
Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “ Ingatlah, hanya dengan dzikrullah hati akan tenang.”
Dan saat bercermin di kalimat Ibnul Qayyim tadi, aku terngiang perkataan Imam Syafi’i, “Barangsiapa yang tidak menyibukkan dirinya dengan amalan-amalan sholih, pasti hatinya akan disibukkan dengan amalan-amalan yang bathil.”
Saat engkau tak menghadirkan Ia dalam aktivitasmu, maka kau akan kehilangan makna dalam kehidupanmu..
(Lagi-lagi aku merindukan kakakku nun jauh di sana, saat ia memotivasiku dengan sms, “Hadirkan Allah dalam segala aktivitasmu, karena tanpa-Nya hanya kesia-siaan belaka.”)
Bismillah..
Di dalam hati ada rasa asing, dan tidak bisa hilang kecuali dengan mendekat dalam khalwat bersama Allah.
Di dalam hati ada rasa sedih, dan tidak lepas kecuali dengan bahagia mengenal Allah.
Di dalam hati ada gelisah, dan tidak ada yang menenangkannya kecuali bersama Allah, lari dari takut kepada Allah menuju Allah juga.
Di dalam hati ada api yang membakar. Tidak bisa dipadamkan kecuali dengan ridha atas perintah-Nya, ketetapan-Nya, dan sabar menjalaninya.
Di dalam hati ada permintaan kuat, tidak akan berhenti sampai hati itu yang nanti diminta oleh Allah.
Di dalam hati itu ada lubang. Tidak ada yang bisa menutupinya kecuali cinta kepada Allah, mengingat secara yang berkelanjutan, dan ikhlas kepada-Nya.
Bila pun engkau mendapat dunia dan seisinya, itu tidak bisa menutupi lubang hati itu.”
(Ibnul Qayyim)
Subhanallah, kutipan kalimat hikmah yang begitu indah, kusalin dari majalah Tarbawi yang dipinjamkan Teteh mentoring di FK.
Aku selalu menyukai untaian mutiara yang dituliskan Ibnul Qayyim, membuatku merasa rindu untuk jatuh cinta pada Allah..
Hanya Allah, Nur..
Hanya pada-Nya kamu akan menemukan ketenangan, kedamaian, dan segala hal yang kamu rindukan..
Pernahkah engkau merasakan kerinduan yang buncah, yang kau sendiri tak tahu pasti mengapa, bagaimana bisa.. Merasa begitu rindu, ingin menemukan kesejatian yang tak kunjung ditemui dalam deretan angka dan aksioma manusia..
Aku pernah, dan rindu itu begitu pekat.. Menyampirkan diriku dalam kesadaran, selalu hanya Ia yang bisa mengobatinya..
Mungkin engkau berusaha mengalihkan perhatian, membuka buku penuh rumus atau manuskrip fiksi, mencari keramaian dan tawa riang atau mengasingkan diri dalam kesunyian, tapi lebih sering hanya pelarian.. saat itu kau merasa baik, lalu di lain waktu kau lagi-lagi merasa kehilangan.
Lebih sering hanya pelarian, saat kau melakukannya tanpa menghadirkan Allah..
Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “ Ingatlah, hanya dengan dzikrullah hati akan tenang.”
Dan saat bercermin di kalimat Ibnul Qayyim tadi, aku terngiang perkataan Imam Syafi’i, “Barangsiapa yang tidak menyibukkan dirinya dengan amalan-amalan sholih, pasti hatinya akan disibukkan dengan amalan-amalan yang bathil.”
Saat engkau tak menghadirkan Ia dalam aktivitasmu, maka kau akan kehilangan makna dalam kehidupanmu..
(Lagi-lagi aku merindukan kakakku nun jauh di sana, saat ia memotivasiku dengan sms, “Hadirkan Allah dalam segala aktivitasmu, karena tanpa-Nya hanya kesia-siaan belaka.”)
Bismillah..
Rabu, 15 September 2010
Pada Malam Engkau Terjaga
Malam menyentuhkan kelambunya ke bumi,
memainkan jemari waktu yang mulai keriput di sisimu
Oh, semua tampak berbeda,
aku membacanya di lengkung kelam matamu
Adakah kantuk tak jua datang?
Kau meresahkan mimpi
karena sudah lama ia hilang tak mewujud,
padahal waktu kian menua,
tertatih mendampingi jalan kelokmu
Atau aku keliru, aku berharap begitu
Karena saat kau mulai membuka pintu dunia barumu,
aku tak mengharapkan kau melunak
dan menjelma sosok cengeng yang berlimpah air mata
Aku memimpikanmu menggenggam mimpi lain yang lebih tinggi
dan menjadi tangguh karenanya
Maka saat malam menyeret gulitanya di sisimu
Bangunlah istana baru dalam jiwamu,
sebelum kau terlelap dan terbangun dalam lingkaran waktu yang menjemukan
Karena..
apalah arti manusia tanpa cita dan harapan mulia,
yang mengistimewakannya dari onggokan daging dan tulang di gelaran pasar
Jadilah pohon yang tak henti bertumbuh,
menjemput nutrisi melalui akarnya,
menyambut mentari dengan batangnya,
memeluk kemanfaatan melalui rerimbunan buahnya
Bangunlah wahai jiwa..
Senin, 13 September 2010, 23:23:46
memainkan jemari waktu yang mulai keriput di sisimu
Oh, semua tampak berbeda,
aku membacanya di lengkung kelam matamu
Adakah kantuk tak jua datang?
Kau meresahkan mimpi
karena sudah lama ia hilang tak mewujud,
padahal waktu kian menua,
tertatih mendampingi jalan kelokmu
Atau aku keliru, aku berharap begitu
Karena saat kau mulai membuka pintu dunia barumu,
aku tak mengharapkan kau melunak
dan menjelma sosok cengeng yang berlimpah air mata
Aku memimpikanmu menggenggam mimpi lain yang lebih tinggi
dan menjadi tangguh karenanya
Maka saat malam menyeret gulitanya di sisimu
Bangunlah istana baru dalam jiwamu,
sebelum kau terlelap dan terbangun dalam lingkaran waktu yang menjemukan
Karena..
apalah arti manusia tanpa cita dan harapan mulia,
yang mengistimewakannya dari onggokan daging dan tulang di gelaran pasar
Jadilah pohon yang tak henti bertumbuh,
menjemput nutrisi melalui akarnya,
menyambut mentari dengan batangnya,
memeluk kemanfaatan melalui rerimbunan buahnya
Bangunlah wahai jiwa..
Senin, 13 September 2010, 23:23:46
Sabtu, 21 Agustus 2010
Mereka dan Aku
Mereka menyebutnya tua
Tentang berlalunya sekumpulan usia
Mungkin aku memang menua
Mereka menyebutnya dewasa
Tentang berjalannya nalar dan kebijakan,
Tentang tanggung jawab dan manajemen kehidupan
Mungkin aku sedang mendewasa
Mereka menyebutnya luar biasa
Tentang perjuangan dan totalitas tanpa batas,
Tentang prinsip dan tekad yang membuahkan cahaya
Aku ingin hidup luar biasa
Mereka menyebutnya aku,
Saya,
Daku
Tentang pribadi yang amat dekat
Ah, bahkan itulah diri mereka sendiri
Dan inilah aku, diri yang tak ingin sia-sia
Karena setiap detik begitu bermakna
Tentang berlalunya sekumpulan usia
Mungkin aku memang menua
Mereka menyebutnya dewasa
Tentang berjalannya nalar dan kebijakan,
Tentang tanggung jawab dan manajemen kehidupan
Mungkin aku sedang mendewasa
Mereka menyebutnya luar biasa
Tentang perjuangan dan totalitas tanpa batas,
Tentang prinsip dan tekad yang membuahkan cahaya
Aku ingin hidup luar biasa
Mereka menyebutnya aku,
Saya,
Daku
Tentang pribadi yang amat dekat
Ah, bahkan itulah diri mereka sendiri
Dan inilah aku, diri yang tak ingin sia-sia
Karena setiap detik begitu bermakna
Jumat, 25 Juni 2010
The Man and His Doll
I haven't known him. I just often meet him on the way to my hometown, every year. I don't know why he never change, the man who has an odd habit. But the strangest thing is nobody has met him except me. Actually he just a man with an ordinary appearance. He looked like an old man with his almost grayish hair.
My hometown is rather far from the road. So I need to walk about half an hour first to arrive. After passing some fields, I meet an empty land where I meet that man every year. It maked me confuse that he is always there when I pass the land, as if he knows when I'll come.
"What are you doing here, Sir?" I said in the first time--and finally every time I meet him.
"I'm waiting a doll pass here."
"A doll ? Do you mean a little girl who brings a doll ?"
"Not. Absolutely only a doll. And you're the third doll which I meet today."
"Sorry, Sir. But I think I'm not a doll. Do you see ? I'm a human, just an ordinary man like others," I was so confused when he said that I was doll.
"Isn't it the same thing ? Yes, you're a doll. Human is only a doll which is controlled by God. Isn't it true ?"
"No,Sir. You're wrong."
"Yes, I'm right. Aren't some people like that ? Although maybe they wouldn't agree with my statement."
"Excuse me Sir. Let me tell you the truth."
"Ok. But I'll never change my mind," he said carelessly.
"Of course as a creatures, we all under the Creator's control. But actually we couldn't consider it as a doll."
"Tell me more."
"God gives us a chance to choose. We have a freedom to take the choice for our life. We can choose being a good person or bad person. We can choose to be an extraordinary person or only being an ordinary person. There is always other choice after a choice."
"Huh. You are just similar, like the others. Enough ! Go away from here ! Don't ever think that you can change me ! GO AWAY !" his intonation was full of anger.
Then I go without any understanding. How come there is a man like him ?
Yeah, however, I don't ever feel bored to explain the same thing--every time I meet him, as that odd man never bored to ask me with the same questions. No one knows exactly when it will be finished.
Ceritanya ini tugas LIA, buat teks naratif..
Catatan : Bagi guru bahasa Inggris yang baca, mohon maaf, kualitas bahasa dan cerita sangat tidak dijamin.. =D
My hometown is rather far from the road. So I need to walk about half an hour first to arrive. After passing some fields, I meet an empty land where I meet that man every year. It maked me confuse that he is always there when I pass the land, as if he knows when I'll come.
"What are you doing here, Sir?" I said in the first time--and finally every time I meet him.
"I'm waiting a doll pass here."
"A doll ? Do you mean a little girl who brings a doll ?"
"Not. Absolutely only a doll. And you're the third doll which I meet today."
"Sorry, Sir. But I think I'm not a doll. Do you see ? I'm a human, just an ordinary man like others," I was so confused when he said that I was doll.
"Isn't it the same thing ? Yes, you're a doll. Human is only a doll which is controlled by God. Isn't it true ?"
"No,Sir. You're wrong."
"Yes, I'm right. Aren't some people like that ? Although maybe they wouldn't agree with my statement."
"Excuse me Sir. Let me tell you the truth."
"Ok. But I'll never change my mind," he said carelessly.
"Of course as a creatures, we all under the Creator's control. But actually we couldn't consider it as a doll."
"Tell me more."
"God gives us a chance to choose. We have a freedom to take the choice for our life. We can choose being a good person or bad person. We can choose to be an extraordinary person or only being an ordinary person. There is always other choice after a choice."
"Huh. You are just similar, like the others. Enough ! Go away from here ! Don't ever think that you can change me ! GO AWAY !" his intonation was full of anger.
Then I go without any understanding. How come there is a man like him ?
Yeah, however, I don't ever feel bored to explain the same thing--every time I meet him, as that odd man never bored to ask me with the same questions. No one knows exactly when it will be finished.
Ceritanya ini tugas LIA, buat teks naratif..
Catatan : Bagi guru bahasa Inggris yang baca, mohon maaf, kualitas bahasa dan cerita sangat tidak dijamin.. =D
Nelayan Malam
Aku ini nelayan malam,
menjaring gelap dalam biduan cahaya
dalam kembara samudera makna
Aku ini nelayan malam,
menghidupkan kala dari lalainya,
lantas menjemput cinta dalam ketundukan hamba
--karena buritan sudah hampir usia
: Kemudian menyatu dengan pelita,
bersujud rentaskan cahaya..
menjaring gelap dalam biduan cahaya
dalam kembara samudera makna
Aku ini nelayan malam,
menghidupkan kala dari lalainya,
lantas menjemput cinta dalam ketundukan hamba
--karena buritan sudah hampir usia
: Kemudian menyatu dengan pelita,
bersujud rentaskan cahaya..
Langganan:
Postingan (Atom)